
Bayangkan ada dua pedagang.
Dalam satu hari, pedagang A mendapatkan omzet sebesar Rp100.000, sedangkan pedagang B mendapatkan omzet sebesar Rp200.000.
Secara sekilas, pedagang B terlihat lebih unggul karena omzetnya lebih besar.
Namun saat dilakukan perhitungan di akhir hari, justru pedagang A memperoleh keuntungan yang lebih besar dibanding pedagang B.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Di sinilah HPP (Harga Pokok Produksi) memegang peran penting dalam menentukan apakah sebuah usaha benar-benar untung atau hanya terlihat ramai.
Apa itu HPP?
HPP (Harga Pokok Produksi) adalah semua biaya yang diperlukan untuk menghasilkan satu produk, termasuk biaya bahan baku, jasa, operasional, serta biaya lain yang benar-benar berkaitan langsung dengan proses produksi.
Definisi ini sejalan dengan penjelasan dari Pusat Riset dan Inovasi Nasional.
HPP inilah yang menjadi dasar utama untuk menentukan apakah harga produk sudah sehat dan mampu mendatangkan keuntungan yang nyata.
Kenapa HPP Sangat Penting untuk UMKM?
Seiring meningkatnya penjualan, omzet memang akan bertambah.
Namun kenaikan omzet tidak selalu berarti kenaikan keuntungan.
Beberapa alasan mengapa HPP sangat penting bagi UMKM:
-
Mengetahui apakah usaha benar-benar untung atau rugi
Dengan mengetahui HPP, pelaku usaha dapat memastikan bahwa omzet sudah menutup seluruh biaya produksi. -
Menentukan harga jual dengan percaya diri
Harga tidak lagi ditentukan berdasarkan perasaan atau ikut-ikutan pasar, tetapi berdasarkan perhitungan nyata. -
Mengungkap biaya-biaya kecil yang tersembunyi
Biaya kecil yang terlewat, jika tidak dihitung sebagai HPP, dapat menggerogoti keuntungan secara perlahan. -
Membantu perencanaan usaha ke depan
Dengan HPP yang jelas, UMKM dapat merencanakan diskon, bundling, atau pengembangan produk tanpa takut rugi.
Komponen HPP yang Perlu Dihitung

Secara umum, HPP terdiri dari beberapa komponen utama berikut.
1. Biaya Bahan Baku
Bahan baku adalah komponen terpenting dalam HPP karena tanpa bahan baku, produk tidak dapat dibuat.
Contoh:
- Jus mangga → bahan baku utamanya adalah mangga
- Nasi uduk → bahan baku utamanya adalah beras
Semua biaya bahan baku wajib dimasukkan ke dalam perhitungan HPP.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja sering kali terlewat, terutama pada UMKM yang masih kecil.
Biaya ini dapat berupa:
- Upah harian
- Sistem borongan
- Gaji bulanan
Jika usaha dikerjakan sendiri, biaya tenaga kerja tetap sebaiknya dihitung secara implisit agar perhitungan keuntungan lebih realistis.
3. Biaya Operasional Produksi
Biaya ini meliputi:
- Listrik
- Air
- Gas
- Perawatan alat
- Barang pendukung produksi
Meskipun terlihat kecil, biaya operasional dapat membengkak secara perlahan jika tidak dicatat secara konsisten sebagai bagian dari HPP.
Biaya yang tidak berkaitan langsung dengan produksi (misalnya promosi atau administrasi) sebaiknya dicatat terpisah.
Contoh Perhitungan HPP secara Manual
Agar lebih mudah dipahami, berikut contoh kasus sederhana.
Contoh Kasus
Seorang pedagang menjual jus mangga dan memproduksi sekitar 10 gelas per hari.
Rincian biaya:
-
Bahan baku
- Mangga: Rp30.000
- Gula & bahan tambahan: Rp5.000
-
Tenaga kerja
- Upah harian: Rp20.000
-
Operasional
- Listrik & air: Rp5.000
Rp30.000 + Rp5.000 + Rp20.000 + Rp5.000 = Rp60.000
Total biaya produksi adalah Rp60.000 untuk 10 produk.
Artinya, HPP per gelas jus mangga adalah Rp6.000.
Jika produk dijual seharga Rp6.000, maka tidak ada keuntungan sama sekali.
Bahkan jika ada biaya yang terlewat, usaha bisa langsung merugi tanpa disadari.
Transisi ke Flowtooly

Perhitungan manual sangat penting untuk memahami konsep dasar HPP.
Namun dalam praktik nyata, perhitungan sering kali menjadi jauh lebih kompleks:
- Harga bahan baku berubah
- Jumlah produksi meningkat
- Biaya operasional tidak selalu sama
Jika masih dilakukan secara manual, perhitungan HPP bisa memakan waktu dan rawan kesalahan.
Kalkulator HPP Produk
Hitung HPP produk secara otomatis, rapi, dan konsisten untuk UMKM.
Dengan kalkulator HPP online di Flowtooly, pelaku UMKM dapat:
- Menginput seluruh komponen biaya
- Mendapatkan HPP secara otomatis
- Melakukan simulasi harga jual
- Melihat potensi profit, omzet, margin, dan titik impas
Penutup
Menghitung HPP bukan sekadar soal angka, tetapi tentang memastikan usaha berjalan secara sehat dan berkelanjutan.
Dengan memahami komponen HPP dan cara menghitungnya, pelaku UMKM dapat menentukan harga jual dengan lebih percaya diri dan terhindar dari kerugian yang sering tidak disadari.
Perhitungan manual tetap penting sebagai dasar pemahaman.
Namun seiring berkembangnya usaha, penggunaan alat bantu dapat membantu menjaga perhitungan tetap rapi, konsisten, dan efisien.
Yang terpenting, pastikan setiap keputusan harga didasarkan pada perhitungan yang jelas, bukan sekadar perkiraan.